“ Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry’s standard dummy text ever since the 1500s, when an unknown printer took a galley of type and scrambled it to make a type specimen book. It has survived not only five centuries, but also the leap into electronic typesetting, remaining essentially ”
Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry. Lorem Ipsum has been the industry’s standard dummy text ever since the 1500s, when an unknown printer took a galley of type and scrambled it to make a type specimen book. It has survived not only five centuries, but also the leap into electronic typesetting, remaining essentially unchanged. It was popularised in the 1960s with the release of Letraset sheets containing.Lorem Ipsum is simply dummy text of the printing and typesettin.
The standard chunk of Lorem Ipsum used since the 1500s is reproduced below for those interested. Sections 1.10.32 and 1.10.33 from “de Finibus Bonorum et Malorum” by Cicero are also reproduced in their exact original form, accompanied by English versions from the 1914 translation by H. Rackham. “Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque laudantium, totam rem aperiam, eaque ipsa quae ab illo inventore veritatis et quasi architecto beatae vitae dicta sunt explicabo. Nemo enim ipsam voluptatem quia voluptas sit aspernatur aut odit aut fugit, sed quia consequuntur magni dolores eos qui ratione voluptatem sequi nesciunt. Neque porro quisquam est, qui dolorem ipsum quia dolor sit amet, consectetur, adipisci velit, sed quia non numquam eius modi tempora incidunt ut labore et dolore magnam aliquam quaerat voluptatem. Ut enim ad minima veniam, quis nostrum exercitationem ullam corporis suscipit laboriosam, nisi ut aliquid ex ea commodi consequatur? Quis autem vel eum iure reprehenderit qui in ea voluptate velit esse quam nihil molestiae consequatur, vel illum qui dolorem eum fugiat quo voluptas nulla pariatur?”
“But I must explain to you how all this mistaken idea of denouncing pleasure and praising pain was born and I will give you a complete account of the system, and expound the actual teachings of the great explorer of the truth, the master-builder of human happiness. No one rejects, dislikes, or avoids pleasure itself, because it is pleasure, but because those who do not know how to pursue pleasure rationally encounter consequences that are extremely painful. Nor again is there anyone who loves or pursues or desires to obtain pain of itself, because it is pain, but because occasionally circumstances occur in which toil and pain can procure him some great pleasure. To take a trivial example, which of us ever undertakes laborious physical exercise, except to obtain some advantage from it? But who has any right to find fault with a man who chooses to enjoy a pleasure that has no annoying consequences, or one who avoids a pain that produces no resultant pleasure?”
15288 comments
lisinopril 12.5 tablet
cerita sedarah
Aku sebagai anak-anak sih nerima aja tanpa bisa protes.
Saat aku berusia 15 tahun, Papa kawin lagi. Papa yang saat itu berusia
37 tahun kawin dengan Tante Nuna yang berusia 35 tahun. Tante Nuna orangnya cantik, setidaknya pikiranku sebagai lelaki disuia ke 15 tahun yang sudah mulai merasakan getaran terhadap
wanita. Tubuhnya tinggi, putih, pantatnya berisi dan buah dadanya padat.
Saat menikah dengan Papa, Tante Nuna juga seorang janda tapi nggak punya anak.
Sejak kawin, Papa jadi semangat hidup berimbas ke kerjanya yang gila-gilaan. Sebagai pengusaha, Papa sering keluar kota.
Tinggallah aku dan ibu tiriku dirumah. Lama-lama aku jadi deket dengan Tante Nuna yang sejak bersama Papa aku panggil Mama
Nuna. Aku jadi akrab dengan Mama Nuna karena kemana-mana Mama minta tolong aku temenin. DirumaH Pun kalo Papa nggak ada
aku yang nemenin nonton TV atau nonton film VCD. Aku senang sekali dimanja sama Mama baruku ini.
Setahun sudah Papa kawin dengan Mama Nuna tapi belom ada
tanda-tanda kalo aku bakalan punya adik baru.
Bahkan Papa semakin getol cari duit dan sering banget keluar kota.
Aku dan Mama Nuna semakin akrab aja. Sampai-sampai
kami seperti tidak ada batasan sebagai anak tiri dan ibu
tiri.
Kami mulai sering tidur disatu tempat tidur bersama.
Mama Nuna mulai nggak risih untuk mengganti pakaian didepanku walaupun tidak bener-bener telanjang.
Tapi terkadang aku suka menangkap basah Mama Nuna lagi berpolos ria mematut didepan kaca sehabis mandi.
Beberapa kali kejadian aku jadi apal kalo setiap habis mandi Mama pasti masuk kamarnya dengan hanya melilitkan handuk dan sesampai dikamar handuk pasti ditanggalkan.
Beberapa kali kejadian aku membuka kamar Mama yang nggak dikunci aku kepergok Mama Nuna masih dalam keadaan tanpa sehelai benang sedang bengong didepan cermin. photomemek.
Lama-lama aku sengajain aja setiap selesai Mama mandi beberapa menit
kemudian aku pasti pura-pura nggak sengaja buka pintu
dan pemandangan indah terhampar dimata mudaku.
Sampai suatu ketika, mungkin karena terdorong nafsu laki-laki yang mulai menggeliat diusia 16 tahun, aku menjadi bernafsu besar ketika melihat Mama sedang tiduran dikasur tanpa pakaian.
Matanya terpejam sementara tangannya menggerayang tubuhnya sendiri sambil sedikit merintih.
Aku terpana didepan pintu yang sedikit terbuka dan menikmati pemandangan itu.
Lama aku menikmati pemandangan itu. Kemaluanku berdiri tegak dibalik celana pendekku.
Ah, inikah pertanda kalo anak laki-laki sedang birahi? Batinku.
Aku terlena dengan pemandangan Mama Nuna yang semakin hot menggeliat-geliat dan melolong.
Tanpa sadar tanganku memegang dan memijit-mijit si otong kecil yang sedari tadi tegang.
Tiba-tiba aku seperti pengen pipis dan ahh koq pipisnya enak
ya. Akupun bergegas kekamar mandi seiring Mama
Nuna yang lemas tertidur.
Kejadian seperti jadi pemandanganku setiap hari. Lama-lama aku jadi bertanya-tanya.
Mungkinkah ini disengaja sama Mama? Dari keseringan melihat pemandangan ini rupanya
terekam diotakku kalau wanita cantik itu adalah wanita yang lebih dewasa.
Wanita berumur yang cantik dimataku terlihat sangat sexi dan sangat menggairahkan.
Suatu siang sepulang aku dari sekolah aku langsung ke kamarku.
Seperti biasa aku melongok ke kamar Mama. Kulihat Mama Nuna dalam keadaan telanjang bulat sedang tertidur pulas.
Kuberanikan untuk mendekat Mumpung perempuan cantik ini lagi tidur, batinku.
Kalau selama ini aku hanya berani melihat Mama dari balik pintu kali ini tubuh cantik tanpa
busana bener-bener berada didepanku. Kupelototi semua lekuk liku tubuh Mama.
Ahh, si otong bereaksi keras, menyentak-nyentak ganas.
Tanpa kusadari, mungkin terdorong nafsu yang nggak bisa dibendung, kuberanikan tanganku mengusap paha Mama Nuna,
pelan, pelan. Mama diam aja, aku semakin berani.
Kini kedua tanganku semakin nekad menggerayang tubuh cantik Mama tiriku.
Kuremas-remas buah dada ranum dan dengan naluri plus pengetahuan dari film BF aku
bertindak lebih lanjut dengan mengisap puting susu
Mama.
Mama masih diam, aku makin berani. Terispirasi
film blue yang kutonton bersama temen-temen, aku tanggalkan seluruh pakaianku dan si otong dengan marahnya menunjuk-nujuk.
Aku tiduran disamping Mama sambil memeluk erat.
Aku sedikit sadar dan ketakutan ketika Mama tiba-tiba bergerak dan membuka mata.
Mama Nuna menatapku tajam.
“Ngapain Ndy? Koq kamu telanjang juga?” tanya Mama.
“Maaf ma, Andy khilaf, abis nafsu liat Mama telanjang gitu” jawabku takut-takut.
“Kamu mulai nakal ya” kata Mama sambil tangannya memelukku
erat.
“Ya udah Mama juga pengen peluk kamu, udah lama Mama nggak dipeluk papamu.
Mama tadi kegerahan makanya Mama telanjang, e nggak taunya kamu masuk” jelas
Mama.
Yang nggak kusangka-sangka tiba-tiba Mama mencium bibirku.
Dia mengisap ujung lidahku, lama dan dalam, semakin dalam.
Aku bereaksi. Naluri laki-laki muda terpacu. Aku mebalas ciuman Mama tiriku yang cantik.
Semuanya berjalan begitu saja tanpa direncanakan. Lidah Mama kemudian berpindah menelusuri tubuhku.
“Kamu sudah dewasa ya Ndy, gak apa-apa kan kamu
Mama perlakukan seperti papamu” gumam Mama disela telusuran lidahnya.
“Punya kamu juga sudah besar, belom sebesar punya papamu tapi lebih keras dan tegang”, cerocos Mama lagi.
Aku hanya diam menahan geli dan nikmat. Mama
lebih banyak aktif menuntun (atau mengajariku).
Si otong kemudian dijilatin Mama. Ini membuat aku nggak tahan karena
kegelian. Lalu, punyaku dikulum Mama. Oh indah sekali rasanya.
Lama aku dikerjain Mama cantik ini seperti ini.
Mama kemudian tidur telentang, mengangkangkan kaki dan menarik tubuhku agar tiduran diatas tubuh indahnya.
Mama kemudian memegang punyaku, mengocoknya sebentar dan mengarahkan keselangkangan Mama.
Aku hanya diam saja. Terasa punyaku sepertinya masuk ke vagina Mama tapi aku tetep diam
aja sampai kemudian Mama menarik pantatku dan menekan. Berasa banget
punyaku masuk ke dalam punya Mama.
Pergesekan itu membuat merinding. Secara naluri aku kemudian melakukan gerakan maju mundur biar terjadi lagi gesekan. Mama juga mengoyangkan pinggulnya.
Mama yang kulihat sangat menikmati bahkan mengangkat tinggi-tinggi pinggulnya sehingga aku
seperti sedang naik kuda diatas pinggul Mama.
Tiba-tiba Mama berteriak kencang sambil memelukku erat-erat, “Andyy,
Mama enak Ndy” teriak Mama.
“Ma, Andy juga enak nih mau muncrat” dan aku ngerasain sensasi yang
lebih gila dari sekedar menonton Mama kemarin-kemarin.
Aku lemes banget, dan tersandar layu ditubuh mulus Mama tiriku.
Aku nggak tau berapa lama, rupanya aku tertidur, Mama juga.
Aku tersadar ketika Mama mengecup bibirku
dan menggeser tubuhku dari atas tubuhnya. Mama kemudian keluar
kamar dengan melilitkan handuk, mungkin mau mandi.
Akupun menyusul Mama dalam keadaan telanjang. Kuraba punyaku,
lengket sekali, aku pengen mencucinya. Aku melihat Mama lagi mandi, pintu kamar mandi terbuka lebar.
Uhh, tubuh Mama tiriku itu memang indah sekali. Nggak terasa punyaku bergerak bangkit
lagi. Dengan posisi punyaku menunjuk aku berjalan ke kamar mandi menghampiri Mama.
“Ma, mau lagi dong kayak tadi, enak” kini aku yang meminta.
Mama memnandangku dan tersenyum manis, manis sekali. Kami pun melanjutkan kejadian seperti dikamar.
Kali ini Mama berjongkok di kloset lalu punyaku yang sedari tadi mengacung aku masukkan ke vagina Mama yang memerah.
Kudorong keluar masuk seperti tadi. Mama membantu dengan menarik pantatku dalam-dalam.
Nggak berapa lama Mama mengajak berdiri dan dalam posisi berdiri kami saling memeluk dan punyaku menancap erat di vagina Mama.
Aku menikmati ini, karena punyaku seperti dijepit.
Mama menciumku erat. Baru kusadari kalau badanku ternyata sama tinggi dengan mamaku.
Dlama posisi berdiri aku kemudian merasakan kenikmatan ketika cairan kental kembali
muncrat dari punyaku sementara Mama mengerang dan mengejang sambil memelukku erat.
Kami sama–sama lunglai.
Setelah kejadian hari itu, kami selalu melakukan persetubuhan dengan Mama tiriku.
Hampir setiap hari sepulang sekolah, bahkan sebelum berangkat sekolah.
Lebih gila lagi kadang kami melakukan walaupun Papa ada dirumah.
Sudah tentu dengan curi-curi kesempatan kalo Papa lagi tidur.
Kehadiran Papa dirumah seperti siksaan buatku
karena aku nggak bisa melampiaskan nafsu terhadap Mama.
Aku sangat menikmati. Aku senang kalo Papa keluar kota untuk waktu
lama, Mama juga seneng. Mama terus melatih aku dalam
beradegan sex. Banyak pelajaran yang dikasi Mama, mulai dari cara menjilat vagina yang bener,
cara mengisap buah dada, cara mengenjot yang baik. Pokoknya aku diajarkan bagaimana
memperlakukan wanita dengan enak. Aku sadar kalo aku menjadi hebat karena Mama tiriku.
Sekitar setahun lebih aku menjadi pemuas Mama tiriku menggantikan posisi ayah.
Aku bahkan jatuh cinta dengan Mama tiriku ini.
Nggak sedetikpun aku mau berpisah dengan mamaku, kecuali sekolah.
Dikelaspun aku selalu memikirkan Mama dirumah, pengen cepet pulang.
Aku jadi nggak pernah bergaul lagi sama temen-temen.
Sebagai cowok yang ganteng, banyak temen cewek yang suka mengajak aku jalan tapi aku nggak tertarik.
Aku selalu teringat Mama. Justru aku akan tertarik kalo melihat Bu guru Ratna yang umurnya setua Mama tiriku atau aku tertarik melihat Bu Henny tetanggaku
dan temen Mama.
Tapi percintaan dengan Mama hanya bertahan setahun lebih karena kejadian tragis menimpa Mama.
Mama meninggal dalam kecelakaan. Ketika itu seorang diri Mama tiriku mengajak aku nemenin tapi aku nggak bisa karena aku
ada les. Mama akhirnya pergi sendiri ke mal. Dijalan mobil Mama tabrakan hebat dan Mama meninggal ditempat.
Aku merasa sangat berdosa nggak bisa nemenin Mama
tiriku tercinta. Aku shock. Aku ditenangkan Papa.
“Papa tau kamu deket sekali dengan Mama Nuna, tapi nggak usah sedih ya Ndy, Papa juga sedih tapi
mau bilang apa” kata papaku.
Selama ini papaku tau kalo aku sangat deket dengan Mama.
Papa senang karena Papa mengira aku senang dengan Mama Nuna dan menganggapnya sebagai Mama kandung.
Padahal kalau Papa tau apa yang terjadi selama ini. Aku merasa berdosa terhadap Papa yang dibohongi
selama ini.
Tapi semua apa yang diberikan Mama Nuna, kasih sayang, cinta dan pelajaran sex sangat membekas
dipikiranku. Sampai saat ini, aku terobsesi dengan apa semua yang
dimiliki Mama Nuna dulu. Aku mendambakan wanita seumur Mama,
secantik Mama, sebaik Mama dan hebat di ranjang seperti Mama tiriku itu.
Kusadari sekarang kalo aku sangat senang bercinta dengan wanita STW semuanya berawal dari sana.,,
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
generic valtrex online pharmacy
how to buy synthroid
Post A Comment
Make sure you enter all the required information, indicated by an asterisk (*). HTML code is not allowed.